JAKARTA — Lazismu sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional terus melakukan respons kedaruratan atas krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Melalui Muhammadiyah Aid dan kolaborasi lintas lembaga yang didukung oleh lembaga kemanusiaan lokal di Palestina, bantuan kemanusiaan dari rakyat Indonesia dipastikan terus disalurkan dan diterima dengan baik oleh para penerima manfaat.
Selain menyalurkan bantuan makanan dan kesehatan, Muhammadiyah Aid dengan dukungan penuh dari Lazismu juga menurunkan tim awal untuk layanan darurat kesehatan. Emergency Medical Team atau EMT akan bertugas melakukan ‘assessment’ dan melakukan koordinasi dengan WHO di Palestina. EMT Muhammadiyah rencananya akan berada di Palestina bersama WHO selama 7 hari. Dengan demikian, misi kemanusiaan ini diharapkan dapat berjalan secara optimal dalam rangka memberikan bantuan dan pelayanan kepada warga di Gaza.
EMT Muhammadiyah tersebut secara resmi dilepas oleh Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Hilman Latief di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta Pusat pada Selasa (23/01). Hilman berharap agar peran penting dan strategis EMT Muhammadiyah di Palestina dapat memberikan dampak dalam kerja-kerja kemanusiaan yang akan berkolaborasi dengan banyak pemangku kepentingan.
“Ini merupakan kesempatan tim persyarikatan dalam mempersiapkan penyampaian bantuan masyarakat Indonesia secara langsung. Kita ikhtiarkan agar upaya masyarakat Indonesia mengumpulkan dana untuk masyarakat Palestina bisa tersampaikan secara cepat dan efektif,” harap Hilman.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hubungan dan Kerja Sama Internasional, Syafiq A. Mughni menyampaikan bahwa keberangkatan EMT Muhammadiyah tahap awal ini untuk menjalankan misi kemanusiaan dalam rangka menjalankan amanah dari rakyat Indonesia untuk menolong korban krisis kemanusiaan di Gaza. Di dalam lingkup persyarikatan, selain didukung oleh Lazismu, EMT Muhammadiyah juga berada dalam koordinasi Lembaga Resiliensi Bencana atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
“Saat ini, kita melihat tim respons untuk membantu saudara kita. Inilah yang menjadi titik besar dari kerja MDMC, EMT, Lazismu, dan lain sebagainya,” tutur Syafiq.
Penyaluran bantuan kemanusiaan dari Lazismu untuk warga Palestina bukan merupakan hal yang baru. H. Ahmad Imam Mujadid Rais selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah menjelaskan, distribusi bantuan telah disalurkan sejak tahun 2018. Keberadaan EMT Muhammadiyah akan menjadi salah satu wujud kepedulian Muhammadiyah kepada rakyat Palestina.
“Mewakili Lazismu, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur yang telah memercayakan amanahnya kepada Lazismu. Untuk itu, dengan diutusnya EMT Muhammadiyah bisa memberikan informasi berharga dan hasilnya dapat menjadi catatan serta masukan dalam melakukan respons-respons bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina selanjutnya,” sebut Rais.
Jumlah relawan kemanusiaan yang tergabung dalam EMT Muhammadiyah, lanjut Rais, sebanyak 5 personel. Mereka terdiri dari Naibul Umam Eko Sakti yang menjadi Team Leader, Tri Yunanto Arliono sebagai dokter layanan kesehatan, Safety and Security Officer (SSO) Wahyu Pristiawan Buntoro, Huda Khoirun Nahar selaku logistik, dan Gunawan Hidayat bertindak sebagai perwakilan Lazismu yang akan turut serta melakukan koordinasi di lapangan.
Tindakan Israel dalam menduduki Palestina terus berlangsung. Terakhir, upaya tersebut dimulai pada 7 Oktober 2023 yang menelan banyak korban terutama warga sipil. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina berdasarkan data per Januari 2024, sedikitnya 24.762 warga Palestina meninggal dunia. Sekitar 70 persen dari mereka dilaporkan terdiri dari perempuan dan anak-anak. Sementara itu, 62.108 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka.
Bahkan dalam laporan Office for the Coordination of Humanitarian Affairs menyebutkan, sebanyak 355 warga Palestina termasuk 90 anak-anak terbunuh di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur dalam rentang 7 Oktober 2023 hingga 17 Januari 2024. Sampai dengan 19 Januari 2024 tercatat 1,7 juta pengungsi berlindung di tempat penampungan darurat yang ditangani The United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) dan penampungan umum, serta tempat-tempat informal. Karena situasi keamanan dan upaya evakuasi, maka para pengungsi terus memperoleh layanan dan perlindungan kendati harus menempati lokasi penampungan yang sangat padat.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]